Kamis, 24 Desember 2015

resume media pembelajaran

PEMBAHASAN
A.    Pemilihan dan Penggunaan Media Pembelajaran Bahasa Arab
1.    Pemilihan Media Pembelajaran
Berdasarkan ketersediaannya media dapat dikelompokkan menjadi Media Jadi (Media By Utilization) dan Media Rancangan (Media By Design) alasan utama seseorang menggunakan media adalah media dapat berbuat lebih dari biasa yang dilakukan. Pemilihan media dilakukan agar penggunaan media dapat mencapai tujuan pembelajaran, maka haruslah dipilih media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Haruslah diketahui bahwa media merupakan komponen dari keseluruhan sistem pembelajaran. Minimal ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media pengajaran, yaitu:
a.         Alasan meililih media, hal ini perlu karena adanya berbagai macam media, ada media yang hanya cocok digunakan untuk menyampaikan informasi tertentu, ada perbedaan karakteristik setiap media, ada perbedaan pemakai, dan perbedaan situasi dan kondisi.
b.        Waktu yang tepat memilih media, dilakukan setelah mengetahui tujuan instruksional, sebelum melaksanakan program pengajaran, atau dengan kata lain pada waktu merencanakan program pengajaran.
c.         Pemilihan media, dilakukan oleh guru, penyusun desain instruksional seorang profesional dalam kemediaan
d.        Cara memilih media, media yang dipilih harus paling baik. Baik dan buruknya media diukur sampai sejauh mana media itu dapat menyalurkan informasi, dan sejauh mana media tersebut dapat menunjang tercapainya tujuan instruksional.[1]
Ada beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam memilih media yaitu:
a.       Kesesuaian dengan Tujuan (intructional goals). Perlu dikaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kemudian bisa dianalisis media apa saja yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
b.      Kesesuaian dengan Materi Pembelajaran (intructional content)Yaitu bahan atau kajian apa yang diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana keadaan yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangankan media apa yang sesuai dengan menyampaikan bahan tersebut.
c.       Kesesuaian dengan Karakteristik Pembelajaran atau Siswa. Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik siswa atau guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri-ciri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang akan digunakan.
d.      Kesesuaian dengan Teori. Pemilihan media ini harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatau media yang dianggap paling bagu, namun didasrkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya. Pemilihan media harus merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran yang fungsinya untuk meningkatkan efesiensi dan efektivitas pembelajaran.
e.       Kesesuaian dengan Gaya Belajar Siswa. Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa.
f.       Kesesuaian dengan Kondisi Lingkungan, Fasilitas Pendukung, dan Waktu yang Tersedia. Bagaimanapun bagusnya sebuah media apabila tidak didukung oleh fasilitas waktu yang tersedia maka kurang efektif. Media juga terkait dengan user atau penggunaanya dalam hal ini guru, jika guru tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan media tersebut dengan baik maka akan sisa-sia, begitu juga fasilitas lainnya.[2]
Mengingat begitu banyaknya media yang bisa kita pilih (pakai) sesuai dengan kriteria tersebut diatas, namun pada dasarnya kita bisa memilih media berdasarkan tiga kriteria:
a.         Kelaikan praktis, hal ini berhubungan dengan keakraban pengajar dengan media, ketersediaan media setempat, ketersediaan waktu untuk mempersiapkan, ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung.
b.        Kelaikan Teknis, hal ini berkaitan dengan terpenuhinya persyaratan bahwa media yang dipilih mampu untuk merangsang dan mendukung proses belajar peserta didik. Dalam hal ini terdapat dua macam mutu yang perlu deipertimbangkan. Pertama kualitas pesan , yang meliputi relevansi dengan tujuan belajar , kejelasan dengan struktur pengajaran, kemudahan untuk dipahami, sistematika yang logis. Kedua kualitas visual, hal ini megikuti prinsip-prinsip visualisasi seperti keindahan (menarik membangkitkan motivasi), kesederhanaan (sederhana jelas terbaca), penonjolan (penekanan pada hal yang penting), keutuhan (kesatuan konseptual) keseimbangan (seimbang dan harmonis).[3]
2.    Penggunaan Media Pembelajaran
Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan belajar. Ditegaskan oleh Danim (1995:1) bahwa hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas pengunaan alat bantu atau media dalam proses belajar mengajar di kelas, terutama dalam hal pengingkatan prestasi siswa. Terbatasnya media yang dipergunakan dalam kelas diduga merupakan salah satu penyebab lemahnya mutu belajar siswa.
Dengan demikian penggunaan media dalam pengajaran di kelas merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Hal ini dapat dipahami mengingat proses belajar yang dialami siswa tertumpu pada berbagai kegiatan menambah ilmu dan wawasan untuk bekal hidup di masa sekarang dan masa akan datang. Salah satu upaya yang harus ditempuh adalah bagaimana menciptakan situasi belajar yang memungkinkan terjadinya proses pengalaman belajar pada diri siswa dengan menggerakkan segala sumber belajar dan cara belajar yang efektif dan efisien.
Sasaran dari penggunaan media adalah agar anak didik mampu menciptakan sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk dipergunakan dengan bentuk dan variasi yang lain yang berguna dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan kepada mereka.[4]
Adapun yang penggunaan media pembelajaran sebagai berikut:
a.       Media berbasis media
•Merumuskan masalah yang relevan.
•Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan terkait unutuk memecahkan masalah.
•Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan  bagamana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah.
•Tuntun eksplorasi siswa.
•Nilailah pengetahuan siswa dengan memberiakan masalah baru untuk dipecahkan.
b.      Media Berbasis Cetakan
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalh buku teks, buku penuntun,jurnal,majalah, dan lembaran lepas.
Bebrapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf, dan kotak. Warna yang digunakan sebagai alat penuntun dan penarik perhatian kepada informasi yang penting.
c.       Media Berbasis Visual
•usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan garis,karton,bagan,dan diagram.
•visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran
•gunakan frafis untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasikan informasi.
•ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.
B.     Media Pembelajaran dan Ruang Lingkupnya
Kata media berasal dari bahasa latin yang secara harfiah berarti “tengah”,”perantara”,atau “pengantar”. Atau dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.[5]Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia media berarti alat, sarana, penghubung informasi.[6]
Sedangkan Oemar Hamalik mendefinisikan: “Media sebagai teknis yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi antara guru dan murid dalam pembelajaran”.[7]
Sedangkan pembelajaran dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.[8]Kunandar mendefinisikan: “Pembelajaran sebagai proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadinya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik”.[9]
Dari pengertian media dan pembelajaran diatas, diperoleh suatu gambaran media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang pikiran perasaan, perhatian, dan minat sebagai upaya menciptakan kondisi belajar yang efektif dan efisien agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan mudah.
Adapun ruang lingkupnya terdiri dari:
a.       Segala alat,
b.      Bahan,
c.       Peraga
d.      Sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pembeajaran.
C.     Media Grafis dan Ruang Lingkupnya
Media gafis atau dikenal juga dengan media visual adalah suatu media yang tidak bergerak dan hanya terdiri dari dua dimensi. Media dua dimensi adalah media yang memiliki ukuran panjang dan lebar. Grafis sebagai media pengajaran dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara ungkapan atau grafik. Kata-kata dan angka-angka dipergunakan sebagai judul dan penjelasan kepada grafik, bagan, diagram, poster, kartun dan komik. Sedangkan sketsa, lambing bahkan foto digunakan untuk mengartikan fakta, pengertian dan gagasan yang pada hakikatnya sebagai penyajian grafis. Contoh media dua dimensi media grafis, yaitu:
a.       BaganYaitu kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atas gagasan. Fungsi bagan adalah untuk menunjukkan hubungan, perbandingan, jumlah relative, perkembangan, proses, klasifikasi dan organisasi.
b.      DiagramYaitu suatu gambaran sederhana yang dirancang untuk memperlihatkan hubungan timbal-balik terutama dengan garis-garis.
c.       GrafikYaitu penyajian data berangka. Grafik merupakan keterpaduan yang lebih menarik dengan sejumlah tabulasi data yang tersusun dengan baik. Tujuan dalam grafik adalah memperlihatkan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta sederhana. Beberapa macam grafik diantaranya yaitu grafik garis, batang, lingkaran, atau piring dan grafik.
d.      PosterYaitu kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan makna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatannya. Poster berguna untuk motivasi, peringatan dan pengalaman yang kreatif.
e.       KartunYaitu penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan, atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat.
f.       KomikYaitu suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberi hiburan kepada para pembaca.[10]
Atau ada juga yang mengatan sebagai berikut: Media grafis termasuk media visual, sebagaimana halnya media yang lain media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber kepenerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan.pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Banyak jenis media grafis diantaranya:
a.       Gambar atau Foto. Di antara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Gambar/foto merupakan bahasa yang paling umum, yang dapat dimengerti dan dapat dinikmati dimana-mana.
b.      Sketsa. Adalah gambar yang sederhana atau draf kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, maka setiap guru yang baik dapatlah menuangkan ide-idenya kedalam bentuk sketsa. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tidak perlu dipersoalkan sebab madia ini dibuat langsung oleh guru.
c.       Diagram. Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada. Diagram pada umumnya berisi petunjuk-petunjuk. Diagram menyaderhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
d.      Bagan/Char. Sepeti halnya media grafis yang lain, bagan atau carta termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu persentasi. Pesan yang akan disampaikan biasanya burupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting.
e.       Grafik (Graphs). Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali simbol-simbol verbal digunakan pada grafik. Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prisip-prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif.[11]
D.    Media Audio dan Ruang lingkupnya
Media audio merupakan media pertama yang ada yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal. Media audio dapat menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi dengan lebih banyak.
Adapun media dengar atau sam’iyah antara lain sebagai berikut:
a.       Radio. Media ini berupa program siaran radio yang disalurkan dari pemancar, kemudian diterima oleh alat penerima radio untuk didengar oleh penerima informasi. Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting. Bentuk siaran radio dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: a) program dalam bentuk pidato, b) program dalam bentuk dialog atau tanya jawab, c) program dalam bentuk drama atau sandiwara. Media ini dapat digunakan untuk mengajarkan ketrampilan menyimak.
b.      Tape recorder. Tape recorder merupakan perangkat keras yang membutuhkan perangkat lunak yang berupa program dalam pita rekaman, alat ini
c.       laboratorium bahasa. Laboratorium bahasa adalah media untuk melatih siswa menndengarkan dan berbicara dalam bahasa asing, misalnya bahasa arab dan inggris dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Dalam laboratorium bahasa siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistik dan kotak suara yang telah tersedia. Siswa mendengarkan suara guru atau suara radio cassette melalui headphone.[12]



DAFTAR PUSTAKA
AhmadIzzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Humaniora, 2009
Arsyad Azhar, Media Pembelajaran.  (Jakarta :  Raja Grafindo Persada, 2011),Hal 72-74
AzharArsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,1995), hal 3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka,1999), hal. 15
SalimPeter dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta: Modern English Press,1991), hal. 954
SyukurFatah, Teknologi Pendidikan. (Semarang: Rasail, 2002), hal. 125
unandar, Guru Professional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 287
http://rennyoktarina.blogspot.co.id/p/pengertian-media-pembelajaran_7212.html[1]








TUGAS RESUME


Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah
Media Pembelajaran Bahasa Arab

Oleh :
RIYAN HIDAYAT
NIM: 2213026
Dosen Pembimbing :
FAJRIYANI ARSYA.MA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
FAKULTAS TARBITYAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
TAHUN AJARAN
2015M/ 1436H



[1] https://rizavaiz.wordpress.com/2012/12/13/media-pembelajaran-3/
[2]http://rennyoktarina.blogspot.co.id/p/pengertian-media-pembelajaran_7212.html
[3]Azhar Arsyad, Media Pembelajaran.  (Jakarta :  Raja Grafindo Persada, 2011),Hal 72-74
[4]http://makalahpelajaran.blogspot.co.id/2011/04/media-pengajaran-bahasa-arab.html
[5]Arsyad Azhar, Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,1995), hal 3
[6]Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta: Modern English Press,1991), hal. 954
[7]Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan. (Semarang: Rasail, 2002), hal. 125
[8]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka,1999), hal. 15
[9]Kunandar, Guru Professional Implementasi KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), hal. 287
[10]http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-tentang-media-pembelajaran.html
[11]Izzan Ahmad, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Humaniora, 2009
[12]https://azzuracie.wordpress.com/tugas-kuliah/gg/

i`jaz al-ghiby

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
Al-qur’an adalah kalamullah yang diturunkan sebagai petunjuk sekaligus pedoman bagi umat manusia. Al-qur’an itu adalah sebuah mukjizat yang tak tertandingi dimanapun dan sampai kapanpun. Didalam al-qur’an mukjizat dapat kita kategorikan kepada pembagian, yaitu mukjizat al-qur’an dari segi bahasa, segi ilmiah atau keilmuan, segi tasyrii atau syariat dan dari segi ghaibi.
Mukjizat al-qur’an dari segi ghaibi adalah bagai mana al-qur’an menggambarkan dhal-hal yang berhubungan dengan yang ghaib yaitu sesuatu yang ada dan wajib dipercayai tetapi masih tersenbunyi atautidak bisa kita lihat dengan menggunakan panca indra. Mukjizat al-ghaibi terbagi kepada tiga masa yaitu yang terjadi dimasa lampau, sekarang dan yang akan datang.
B.     Rumusan masalah
1.      Jelaskan pengertian i’jaz al-qur’an al-ghaibi?
2.      Jelaskan macam-macam mukjizat al-ghaibi yang terdapat didalam al-qur’an beserta contohnya?















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian i’jaz al-qur’an al-ghaibi
Salah satu segi kemukjizatan Alquran adalah pemberitahuan masalah gaib, yang dimaksud gaib adalah sesuatu yang tidak di ketahui. tidak nyata atau tersembunyi. adapun manusia tidak mampu membuka tabir-tabir gaib, karena pengetahuan manusia terbatas pada panca indera, sedangkan akal sebagai penyaring dari apa yang ditangkap oleh panca indera. Pengungkapan masalah gaib dalam Alquran merupakan bukti bahwa ia adalah kalam Allah bukan buatan nabi Muhammad, seperti apa yang di tuduhkan oleh orang-orang orentalis.[1]
Ghaib dalam kamus besar bahasa Indonesia sama dengan gaib yang mempunyai arti tersembunyi, tidak kelihatan, tidak nyata. Maksud ghaib dalam kaitannya dengan kemukjizatan Al-Qur’an dalam aspek pemberitaan ghaib ini bukan berarti tidak nyata akan tetapi suatu cerita atau kabar yang tidak terjadi pada saat sekarang. Bisa jadi pemberitaan itu terkait dengan peristiwa masa lampau dimana peristiwa itu tidak ada masa sekarang akan tetapi terjadi pada masa lalu. Selain itu, bisa jadi Al-Qur’an menceritakan tentang hal yang akan terjadi kemudian. Ini juga tidak nyata pada zaman sekarang tetapi akan nyata pada waktunya kelak.[2]
B.     Macam –macam i’jaz al-ghaibi dan contoh-contohya
1.      Keghaiban masa lampau.
Pemberitaan Al-Qur’an tentang masa lampau sangat banyak sekali bahkan ada sebagian kisah yang sudah terbukti lewat penelitian arkeologi dan sebagian yang lainnya masih belum terbuktikan. Hal ini bukan menunjukkan bahwa sebagian Al-Qur’an hanya mengada-ada karena masih bisa dibuktikan oleh ilmu manusia, akan tetapi menunjukkan bahwa betapa masih lemahnya pengetahuan manusia disbanding pengetahuan tuhan.

Al-Quran sangat jelas dan fasih sekalai dalam menjelaskan cerita masa lalu seakan-akan menjadi saksi mata yang langsung mengikuti jalannya cerita. Dan tidak ada satupun dari kisah-kisah tersebut yang tidak terbukti kebenarannya.
Diantaranya adalah: Kisah nabi Musa: Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.” mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan Kami buah ejekan?” Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”.(QS. Al-baqarah: 67)
Kisah Fir’aun :. Adapun beberapa berita lampau yang dijelaskan dalam Al-Qur’an salah satunya adalah berita tentang tenggelamnya Fir’aun namun badannya masih diselamtkan oleh Allah. Hal ini diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:[3]
Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qoshosh: 4)
Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah), (QS. Yunus: 90)”.
Apakah sekarang (baru kamu percaya), Padahal Sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan (QS. Yunus: 91).
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu[32] supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan Sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami (QS. Yunus: 92)[33].
Pada ayat itu ditegaskan bahwa badan Fir’aun tersebut akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran generasi bagi berikutnya. Tidak seorangpun mengetahui hal tersebut, karena telah terjadi sekitar 1.200 tahun S.M. pada awal abad ke-19, tepatnya pada tahun 1898, ahli purbakala Loret menemukan dilembah raja-raja Luxor Mesir, suatu mumi, yang dari data-data terbukti bahwa ia adalah Fir’aun yang bernama Muniftah dan yang pernah mengejar Nabi Musa a.s. Selain itu, pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat izin dari pemerintah Mesir untuk membuka pembalut-pembalut Fir’aum tersebut. Apa yang ditemukannya adalah salah satu jasad utuh, seperti yang diberikan oleh Alquran melalui Nabi yang ummy (tidak pandai membaca dan menulis).[4]
Berbagai penelitian terkait Mumi tersebut terus dilakukan sehingga pada akhirnya hampir semua mempercayainya bahwa mumi itu merupakan bentuk badan dari Fir’aun yang diselamat oleh Allah.
2.      Keghaiban masa sekarang.
Al-Qur’an menceritakan hal-hal yang terjadi dikemudian hari. Bahkan diantara berita yang sudah terbukti sudah banyak diantaranya adalah berita tentang kemenangan Romawi setelah kekalahannya. Dalam berbagai kajian sejarah, telah membuktikan bahwa Romawi pernah mengalami kekalahan sebelum akhirnya ia mengalami kemenangan.[5]
 Hal ini juga diabadikan dalam Qur’an surat Ar-Ruum ayat 1-5, sebagai berikut:
Alif laam Miim(1). telah dikalahkan bangsa Rumawi(2), di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang(3). Dalam beberapa tahun lagi. bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). dan di hari (kemenangan bangsa Rumawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman (4). karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan Dialah Maha Perkasa lagi Penyayang(5)[36].
Selain kisah diatas masih banyak kisah lagi yang diceritaka dalam Al-Qur’an sudah terbukti kebenaran yaitu kisah Abu Jahal yang selalu melarang Nabi Muhammad SAW. dalam berdakwah. Kisah ini bisa kita nikmati dalam Surat Iqraa’ ayat 9-19.
3.      Keghaiban masa yang akan datang.
Sedangkan kisah Al-Qur’an yang masih belum terjadi akan tetapi pasti akan terjadi adalah peristiwa hancurnya alam semesta yang biasa disebut dengan Hari Kiamat. Pada hari itu semua manusia akan bertanya-tanya “mengapa alam jadi begini”. Kisah ini bisa dilihat dalam surat Az-Zalzalah ayat 1-8.
Dan juga” Ghulibatir ruum. Fii adnal ‘ardhii wahum min ba’di ghalibiin sayaghlibun fi bid’i sinin (QS. Ar-Rum 2-4)


















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Gaib adalah sesuatu yang tidak diketahui, tidak nyata atau tersebunyi. Al-Quran mengungkap sekian banyak ragam hal gaib. Al-Quran mengungkap kejadian masa lampau yang tidak diketahui lagi oleh manusia, karena masanya telah demikian lama, dan mengungkap juga peristiwa masa datang atau masa kini yang belum diketahui manusia.
Allah telah memberitakan kepada kita tentang beberapa hal yang gaib. Jika Dia mengatakan akan terjadi, maka terbukti hal itu terjadi, sebagaimana diberitakan. Perihal kejadian itu diketahui oleh semua orang,baik mukmin ataupun kafir.
B.     Saran
Alhamdulillah, makalah ini dapat diselesaikan. Pemakalah berharap, dengan adanya makalah ini, kita bisa memahami i’jaz al-qur’an al-ghaibi sehingga kita bisa mengambil hikmah yang terkandung dan mengamalkannya.
Namun masih banyak kekurangan di dalamnya, baik isi maupun sistematikanya.  Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini kedepannya.















DAFTAR KEPUSTAKAAN





مقالة
الإعجاز القرآن الغيبى
لتكمل ا لمطلوبات في مادة الإعجاز القرآن اللغوى
الفرقة السادسة
حنبفة أذني    : 2213.010
                                رئيسة عادلة    :2213.020    
رين حديا     : 2231.023  
نور حكمة    : 2213.018
ريش شفريت  : 2213.021
عبد الرحمن    :2213.001
المشرف
أرمان حسنى, الماجستير

قسم تعليم اللغة العربية كلية التربية وعلوم التعلمية
جامعة بوكت تنجي الاسلامية الحكومية
عام۱4۳7ﻫ/۲۰۱5